Bukan sesuatu yang samar bahwa keimanan memiliki peranan
yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kerena iman adalah kewajiban yang
paling pokok dan paling mulia. seluruh kebaikan dan kejelekan yang dirasakan
oleh seseorang tergantung dari benar dan tidaknya keimanan orang itu.
Oleh sebab itu, sudah selayaknya bagi setiap insan yang
beriman berusaha untuk meningkatkan keimanannya, dan menjaganya agar tidak
turun atau berkurang.
Diantara sebab-sebab yang meningkatkan keimanan adalah:
1. Mempelajari ilmu syar’i
Keutamaan mempelajari ilmu syar’i sangatlah banyak
diantaranya adalah Allah akan mengangkat derajat seorang mu’min yang berilmu
melebihi orang yang tidak memiliki ilmu. Sebagaiman yang Allah firmankan,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ
أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya, “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang
beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (
QS. Al-Mujadilah : 11 )
Apabila seseorang menguasai ilmi syar’I maka dia akan
mengetahui hal-hal yang dicintai Allah dan yang dibenci Allah, dan mengetahui
hal-hal yang dapat mendekatkan dia kepada Allah serta hal-hal yang dapat
menambah keimanannya.
2. Memperbanyak membaca Alquran dan men-tadabburi-nya.
Allah menurunkan Alquran sebagai rahmat dan penerang untuk
hamba-Nya. Allah berfirman,
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا
آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya: “Kitab Alquran yang kami turunkan kepadamu yang
penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang
memiliki akal dapat mengambil pelajaran.” (QS. Shad: 29 )
Barang siapa yang mentadabburi ayat-ayat Allah dia akan
mengetahui besarnya kekuasaan dan keagungan Allah sehingga imannya pun akan
bertambah.
3. Memahami nama-nama Allah dan sifat-sifatnya.
Jika seseorang memahami dengan benar indahnya nama-nama
Allah dan sempurnanya sifat-sifat-Nya maka kecintaannya kepada Allah dan
pengharapannya kepada-Nya akan bertambah, sehingga dia akan semakin khusyu’
dalam melaksanakan ibadah.
4. Menghayati perjalanan hidup Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Dengan menghayati kehidupan Rasulullah kita mengetahui
bagaimana semangat beliau dalam menyampaikan risalah Allah walaupun banyaknya
rintangan yang dihadapinya, sehingga kitapun dapat mengambil pelajaran darinya
untuk meningkatkan iman kita.
5. Menghayati keagungan-keagungan syari’at islam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan syariat-Nya dengan
segala kesempurnaan, tidak ada cacat padanya, Jika seorang mu’min manghayati hal
ini maka ia akan mengetahu bahwa Allah tidaklah menurunkan syariatNya untuk
menyusahkan hamba-Nya sebagai mana yang Allah firmankan,
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ
Artinya: “Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untuk kalian
dalam agama.” ( Q.S Al-hajj: 78)
Maka jika hal ini telah diketahui maka hendaknya bagi setiap
muslim bersemangat dalam beramal dengan ikhlas.
6. Men-tadabburi ciptaan-ciptaan Allah.
Jika kita perhatikan makhluk-makhluk ciptaan Allah baik dari
yang paling besar sampai yang terkecil, niscaya kita akan mendapatkan hal-hal
yang sungguh menakjubkan. Lihatlah matahari, betapa cahayanya begitu terang
menyinari alam ini. Tidak berhenti sampai disitu saja, perhatikanlah betapa
banyak manfaat dari sinar matahari ini yang kalau kita mau jabarkan maka
sungguh tak terhingga jumlahnya. Lalu bagaimana matahari tersebut tidak pernah
redup walau sehari saja, tidak seperti lampu yang lama-kelamaan akan berkurang
fungsionalitasnya?!! Mataharipun selalu terbit dari tempatnya, dan tidak
seharipun terbit dari arah yang berlawanan. Inilah matahari yang merupakan
makhluk Allah yang sering kita konsumsi nikmatnya, akan tetapi kita jarang
memperhatikannya secara detail. Dan makhluk Allah sungguh banyak tidak terbatas
matahari saja, maka banyak pula hal-hal yang mengagumkan dibalik penciptaan-Nya
tersebut, yang pada akhirnya kita harus jujur bahwa Sang Pencipta segala
makhluk-makhluk itu pasti Maha Agung Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sudah
selayaknya ini menjadi sarana kita untuk menambah keimanan kita pada-Nya
7. Bersemangat dalam mengamalkan amal-amal shalih dengan
ikhlas.
Karena sesungguhnya setiap amal shalih yang dikerjakan oleh
seorang mu’min dengan ikhlas akan menambah keimanannya, karena iman bertambah
dengan banyaknya amal ketaatan yang dilakukan seorang mu’min.
Oleh karena itu, suatu keharusan bagi seorang mu’min untuk
berusaha mengikhlaskan niatnya dan bersungguh sungguh dalam beramal.
8. Bergaul dengan orang-orang shalih.
Tidak diragukan lagi bahwa berteman dengan orang-orang yang
shalih adalah sebab meningkatnya iman seseorang karena di dalam bergaul dengan
mereka seseorang akan sering mendapatkan nasehat dan peringatan yang bermanfaat
untuk dirinya.
9. Menjauhi sebab-sebab yang melemahkan iman.
Diantara sebab-sebab yang dapat melemahkan keimanan :
1. Bodoh terhadap ilmu syar’i
Ilmu adalah sumber dari segala kebaikan, maka sebaliknya
bahwa kebodohan adalah sumber dari keburukan. Orang yang bodoh akan mudah
tejatuh ke dalam jurang kekufuran dan kesesatan.
2. Mengerjakan amal-amal maksiat
Sebagaimana telah disebutkan bahwa iman bertambah dengan
melakukan ketaatan, maka iman pun akan berkurang dengan perbuatan maksiat dan
dosa, karena dosa adalah kotoran yang akan mengotori hati orang yang beriman.
3. Mengikuti seruan-seruan setan.
Syaithan telah berjanji akan menyesatkan bani adam, maka dia
akan berusaha memalingkan mereka dari segala bentuk ketaatan. Allah berfirman
menceritakan perkataan iblis,
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ
الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ
خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ
شَاكِرِينَ
Artinya : “Iblis menjawab: ‘Karena engkau telah menyesatkan
aku pasti aku akan menghalangi mereka dari jalanMu yang lurus. Kemudian pasti
aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri
mereka. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur .’” ( QS.
Al-A’raf : 16-17 )
4. Bergaul dengan teman-teman yang jelek
Merupakan tabiat manusia bahwa dia akan meniru dan mengikuti
teman atau kerabat dekatnya, maka apabila yang menjadi tamannya adalah seorang
yang buruk perangainya maka niscaya dia akan menjadi sepaerti temannya itu.
Oleh karena itu di dalam sebuah bait sya’ir disebutkan,
عن المرء لا تسأل وسل عن قرينه * فكل قرين بالمقارن مقتدي
Maknanya adalah:
“Jika engkau ingin mengetahui tentang keadaan seseorang
tanyalah siapa teman yang biasa menemaninya, karena sesungguhnya seseorang akan
selalu mengikuti temannya.”
Imam Qatadah berkata: “Demi Allah, kami tidak pernah melihat
melihat seseorang bersama temannya kecuali mereka akan tampak kompak dan
serupa.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar Anda Untuk Kemajuan Blog Ini